Jumat, 21 Agustus 2009

MERIAHKAN HUT KEMERDEKAAN RI


"Dirgahayu Republikku tercinta
bangkit, songsong masa depan
hiasi langit biru dengan merah putih
ukir persada bumi dengan prestasi
....."
Demikian kira-kira isi hati siswa-siswa SD Muh PK Pracimantoro dalam menyambut HUT RI ke 64 beberapa hari yang lalu. Memang mereka bukan pejabat yang menyambut HUT kemerdekaan dengan berpidato. Bukan juga pahlawan kemerdekaan yang sedang menghadapi musuh, penjajah. Bukan juga konglomerat bertahta harta yang siap menyumbang uang untuk negerinya. Mereka tunas dari republik ini yang penuh harapan akan masa depan yang adil, damai dan sejahtera.
Negeri yang mereka idamkan adalah negeri yang dihormati oleh negara tetangga sedunia karena keluhuran budaya. Tapi apa daya mereka hanyalah tunas muda belia
Masa depan baginya adalah shalat yang rajin walau harus sedikit dipaksa,
kepribadian kuat dengan akhlaq mulia,
budi berprestasi yang ditorehkan dalam buku-buku ulangan mereka,
Masa depan bagi mereka adalah berlari kesana-sini kejar-mengejar,
bahkan mereka kadang berlatih berdebat berebut benar walu kadang jadi bertengkar.
Masa depan bagi mereka adalah hari ini yang bersungguh-sungguh bersama sistim pembelajaran SDMPK.

Tidak ada yang sia-sia buat menyongsong masa depan negeri tercinta.
Mengenang HUT RI 2009 ini di SDMPK diadakan berbagai lomba; mulai lari karung, jalan dengan bakia bersama, tarik tambang, makan krupuk, berpuisi, bernyanyi, hingga menghias kelas. Puncak acara Allah barengkan dengan acara menyambut Ramadhan.
Tak kalah seru, guna menyambut Ramadhan 1430 H, semua siswa, karyawan, guru, hingga kepala sekolah melakukan "demo jelang Ramadhan 1430 H".
Serulah pokoknya ...... selamat dan sukses untuk semua team kreatif SDMPK.

Selasa, 11 Agustus 2009

SEMANGAT BERAGAMA DAN BERILMU

Mungkin para pembaca bertanya-tanya, "Mengapa harus sekolah di SD Muhammadiyah Program Khusus Pracimantoro? Kan banyak sekolah lain, lebih dekat lagi." Pertanyaan itu tentu wajar. Tetapi bagi orang tua yang memiliki concern tinggi terhadap pendidikan anak, pertanyaan itu justru menjadi awal baginya untuk menemukan jawaban sekaligus solusi bagi kebingungannya selama ini.
Bagi para pendiri dan pengelola SD Muh. Pk Praci, pertanyaan itu muncul sejak sebelum sekolah tersebut berdiri. Jika keberadaan SD Muh. Praci sama dengan sekolah lain berarti keberadaannya tidak diperlukan. Karena di wilayah Pracai kota saja ada lima sekolah dasar. Dikala keberadaannya sama dengan yang lain, berarti hanya "ngakeh-akehi cacah". Lalu apa yang membedakan dengan sekolah lain?
Yang paling inti dari SD Muh PK Praci adalah adanya semangat untuk mengembalikan semangat berilmu pengetahuan dalam pelukan semangat beragama. Dua semangat itu tidak boleh saling meninggalkan. Jika hanya semangat berilmu saja yang dikembangkan tanpa semangat beragama, itu berarti kita hanya menginginkan anak didik kita menjadi orang yang pintar saja, tanpa menghiraukan bagaimana kepribadian mereka.
Jika kita mengamati kasus pendidikan di Indonesia, sepertinya jumlah orang pintar tidak perlu dikhawatirkan. Bagaimana dengan kepribadian anak didik kita? Jika salah satu ukuran kepribadian itu moralitas, maka Indonesia saat belakangan ini terkenal di dunia sebagai negara yang bermoralitas rendah. Bahkan tidak sedikit bangsa lain, katakan di Malaysia, yang menyebut bangsa kita dengan bangsa Indon (sebutan yang merendahkan)? Indoesia identik dengan pola hidup rendah moral.
Itulah karenanya, arah pendidkan bangsa ini harus dikoreksi. Cerdas saja sebagai kiblat pendidikan tampaknya harus segera disadari kekurangannya. Mestinya ?????
Selain cerdas mestinya juga berkepribadian. Sumber nilai untuk pendidikan kepribadian yang dapat tertanam kuat adalah nilai-nilai agama. Oleh karena itu, semangat beragama harus disatukan dengan semangat berilmu pengetahuan dalam sistim pendidikan kita.
Kedua semangat tersebut (Ilmu dan Agama)telah menjadi reasen the etre bagi keberadaan SD Muh PK Praci. Pada tahap berikutnya, semangat tersebut harus menjadi warna dari seluruh sistim pembelajaran di sekolah ini; dari kurikulum, metode pembelajaran, keberadaan para guru / ustadz maupun sarana dan lingkungan dalam hl ini termasuk lingkungan keluarga di mana anak didik kita berasal.
Para ilmuwan Islam seperti Ibn Sina, Ibn Rusyd, Al Khawarijmi, dan sederet ilmuwan Islam lain, pada zamannya dulu telah mempresentasikan adanya dua semangat agama dan ilmu itu pada diri mereka. Dan hasilnya lahir peradaban Islam yang cemerlang se-jagad raya, sebelum kemudian rusak dan digantikan oleh peradaban barat yang pongah seperti sekarang ini.
OOOh, bisakah SD Muh Praci segera berkembang, dewasa untk menjadi saksi sejarah perubahan dunia sekarang dan mendatang ? Marilah kita jawab bersama. OK ?????