Kamis, 19 Maret 2009

Rencana Pengembangan Sekolah


Rencana pengembangan SD Muhammadiyah Program Khusus Pracimantoro ini dimaksudkan untuk mendukung ketersediaan ruang belajar yang memadai dan nyaman bagi peserta didik, selain itu dapat pula memberi manfaat bagi masyarakat sekitar. Pengembangan tersebut berupa pembangunan gedung sekolah baru, mengingat minimnya prasarana gedung yang dimiliki saat ini sementara volume warga sekolah semakin meningkat.

Gedung yang ada saat ini dulu sering tergenang banjir, karena berada pada daerah cekungan yang berpotensi tergenang air ataupun banjir di musim hujan, yang baru saja terjadi adalah pada 26 Desember 2007 lalu, sekolah ini tergenang banjir setinggi 1 meter. Beberapa fasilitas sekolah terpaksa harus direlakan untuk dibuang seperti buku-buku perpustakaan, bahan ajar dan beberapa meubelair, bahkan 2 unit komputer dan printer ikut tergenang. Untuk itu pembangunan proyek juga direncanakan sebagai bangunan gedung yang bebas dari banjir namun tetap memperhatikan lingkungan.

Lokasi sekolah ini ini juga terletak di tengah-tengah masyarakat, sehingga diharapkan pembangunan gedung ini akan dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar seperti tenaga kerja, pendidikan dan kemudahan akses fasilitas yang nantinya akan dimiliki.

Pembangunan sekolah ini direncanakan untuk tersedianya gedung setinggi 3 (tiga) lantai yang terdiri dari 2 ruang kantor, 3 ruang laboratorium, 1 ruang perpustakaan dan 12 ruang kelas. Khusus lantai 1 akan didesain sebagai aneka ruang yang dapat diakses oleh selain warga sekolah, diantaranya adalah koperasi. Lantai 2 juga akan didesain sebagai ruang multifungsi yaitu dapat difungsikan juga sebagai auditorium/hall yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekolah maupun masyarakat selain fungsinya sebagai kelas-kelas. Pembangunan akan dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan.

Tahun 2008, SD Muhammadiyah Program Khusus Pracimantoro menjadi salah satu lembaga yang mendapat bantuan dana sebesar Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) dari DIRECT AID PROGRAM (DAP) Kedutaan Besar Australia untuk pembangunan gedung sekolah. Proses pembangunannya dilaksanakan secara bertahap karena dana yang tersedia tidak mencukupi untuk membangun sekaligus bangunan setinggi 3 lantai. Jadi, Rp.100.000.000 tersebut untuk pembangunan tahap pertama yang tentu juga masih harus dipikirkan kekurangannya. Kekurangan dana inilah yang harus dicari solusinya oleh pihak sekolah dan yayasan (Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pracimantoro) serta tak lupa pula melibatkan stake holders lainnya.

Kegiatan yang telah dicapai saat ini adalah tersedianya lahan dan perobohan bangunan lama yang telah rusak. Sebagai tahap awal pembangunan gedung ini akan dibangun lantai dasar yang kokoh terlebih dahulu mengingat lokasi sekolah ini merupakan daerah cekungan yang berpotensi tergenang air dan banjir di musim hujan.

Ke depan, SD Muhammadiyah Program Khusus Pracimantoro berharap memiliki fasilitas laboratorium bahasa, komputer, dan sains serta perpustakaan.
- Laboratorium bahasa diperlukan untuk mengasah kecerdasan linguistik peserta didik.
- Laboratorium komputer menjadi sebuah keharusan mengingat pentingnya komputer sekarang ini (mulai kelas 1 dikenalkan pada komputer).
- Laboratorium sains akan mengembangkan sikap analitis serta mengasah kecerdasan logis-matematis.
- Perpustakaan ; ruangan ini akan menampung koleksi buku-buku dan membuat nyaman pengunjungnya. Tahun 2007 lalu SD ini mendapat bantuan Program Peningkatan Kualitas Pendidikan berupa koleksi buku-buku dari Departemen Pendidikan Nasional.

SD Muhammadiyah Program Khusus Pracimantoro juga memperhatikan kecerdasan bodily-kinesthetic. Fasilitas olah raga diperlukan dalam hal ini, salah satunya adalah alat-alat olah raga dan lapangan olah raga terpadu. Lapangan olah raga terpadu dimaksudkan bisa digunakan untuk bermain basket, badminton, voly, dan olah raga out door lainnya.

“Kita dapat memperbaiki sekolah secara nyata, tetapi hanya jika kita berpandangan ke depan dan tidak terpaku pada solusi tambal sulam” (Gardner dalam Hoerr, 2007). Pendapat Gardner itulah yang menjadi bahan kajian visi dan misi dari SD Muhammadiyah Program Khusus Pracimantoro, bahwa untuk membentuk sekolah yang berkarakter dan cerdas serta dengan out put siswa yang berkarakter dan cerdas pula maka perlu keseriusan serta berpandangan ke depan. Kekurangan di satu sisi tidak ditutupi oleh kelebihan dari sisi yang lain, melainkan berpikir dan bertindak bagaimana memperbaiki kekurangan tersebut.

Alexander Sutherland Neill (pendiri “Summerhill School” di Inggris) dalam salah satu visi pendidikannya bahwa pada dasarnya tidak ada anak yang jahat, yang ada adalah para orangtua bermasalah, guru-guru bermasalah, dan sekolah-sekolah yang semuanya melahirkan anak-anak bermasalah. Berkaca pada hal tersebut, SD Muhammadiyah Program Khusus Pracimantoro berupaya menghargai setiap potensi yang dimiliki siswa-siswinya. Kecerdasan majemuk (sebagaimana teori Kecerdasan Majemuk yang dicetuskan oleh Gardner) merupakan pintu dalam melihat dan menghargai potensi tersebut. Perkembangan saat ini menunjukkan bahwa kemampuan/keterampilan dan kecerdasan multi aspeklah (kreatif) yang dapat membuat seseorang mampu bertahan di tengah lajunya globalisasi. Oleh sebab itu tidak ada istilah cabang yang “dinomor duakan” dalam hal prestasi. Prestasi olah raga adalah sama tingginya dengan prestasi akademik, atau bahasa.

SD Muhammadiyah Program Khusus Pracimantoro memang belum bisa menunjukkan piala, medali, atau piagam penghargaan tingkat tinggi, namun kami yakin bahwa hal tersebut dapat dengan mudah diperoleh jika ada kesungguhan dan kerja keras serta upaya dini. Pembiasaan keagamaan, out bond game, pengenalan cabang olah raga sejak dini, praktek pengalaman lapang adalah beberapa bentuk upaya yang telah dilakukan.

Tahun ajaran 2007/2008, kami menerima seorang anak pindahan dari sekolah lain. Riwayat anak tersebut boleh dikatakan minus (kalau boleh mengatakannya demikian) ; belum bisa membaca, berhitung kacau, belum lagi soal tingkah laku yang membuat dirinya dicap sebagai “trouble maker”. Namun tidak sampai satu semester dia berada di sekolah kami, dia sudah lancar dalam membaca, yang membuat kami dan orang tuanya ikut terheran juga adalah perilakunya yang berubah seratus delapan puluh derajat dari sosok yang “liar” menjadi sosok yang “jinak”. Andai saja sekolah kami mempunyai psikolog anak barangkali mudah menganalisanya, analisa sementara kami adalah kolegialitas yang kami bangun diantara para guru ternyata ikut menular di kalangan teman-teman kelasnya sehingga diapun merasa dihargai eksistensinya.

Tahun 2002 Elaine B. Johnson dalam bukunya Concextual Teaching and Learning : what it is and why it’s here to stay mengatakan bahwa sistem Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks pribadi, sosial, dan budaya mereka.

Teori itu juga yang mendasari pemikiran kami bahwa belajar tidak harus selalu di dalam kelas, melainkan siswa harus dikenalkan pada dunianya di luar yang berkaitan dengan teori akademik yang ia pelajari di dalam kelas. Salah satu kegiatan yang pernah dilakukan dan berkaitan dengan CTL adalah “Praktek Pengalaman Lapangan” dalam bentuk Pengenalan Dunia Pasar yang terletak tidak jauh dari sekolah, ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana transaksi yang sedang berlangsung di pasar. Kemudian Gerakan Cinta Lingkungan dengan Penanaman 100 Pohon, kegiatan ini bahkan dihadiri oleh bapak Camat dan kepala Balai Penyuluh Pertanian kecamatan, dengan ini siswa melihat bagaimana lahan kritis yang perlu reboisasi dan mengetahui teknik menanam pohon.

Tidak ada komentar: