Selasa, 05 Juni 2012

Terbanglah, Rajawali Kecilku

Al kisah, ada orang tua yang memiliki  6 orang anak. Anak yang sulung kini telah menyelesaikan sekolah dasar, sehingga ia harus melanjutkan sekolah di seberang pulau. Berat rasanya sang ayah berpisah dengan anak sulungnya, karena bersama anaknya itulah selama ini melewati suka dan duka mempertahankan hidup. Orang tua itu juga merasa anaknya belum cukup kuat berhadapan dengan berbagai rintangan yang menghadang ketika si sulung tidak lagi bersamnya.  Tetapi apa boleh buat, demi cita-cita anaknya itu, ia harus rela berpisah dengannya. Ia antarkan anaknya itu pergi dengan bekal sepunyanya. Melihat anaknya telah berada di dalam kapal, orang tua itu hanya bisa melambaikan tangan, sembari menatap jauh dengan pandangan mata kosong ke arah anaknya,  sambil berkomat-kamit mulutnya seraya berdoa, “Ya Allah, hanya kepadamu wahai Dzat Yang Maha Perkasa, Maha Kaya, Maha menuntun, hamba titipkan anak kami untuk menuntut ilmu di pulau seberang. Naungi mereka dengan keteduhan rahmatmu Ya Rab. Mudahkan langkah-langkahnya tuk menggapai cita-cita mereka. Jagalah anak-anak kami dari godaan yang menyesatkan”.

“Anak-anakku (siswa kelas 6), demikian juga perasaan ustadz-ustadzah SDMPK Pracimantoro saat ini. Berat rasanya harus berpisah dengan kalian. Sejak 6 tahun lalu anak-anak selalu bersama kami dengan segala keprihatinan, suka dan duka. Tidak berlebihan kalau kami harus mengatakan, rasanya tidak mungkin ada SDMPK Pracimantoro ini, kecuali bersama kalian. Allah menjadikan kalian sebagai sebab SDMPK berkembang.  SDMPK berkembang karena ada kalian.” Namun kemudian kami diingatkan dengan kisah seekor anak burung rajawali. Tak mungkin si piyik anak burung rajawali itu terus menerus di dalam sangkar. Untuk menjadi rajawali yang perkasa, sang induk harus melepas anaknya yang masih jatuh bangun mengepakkan sayapnya seraya terbang. Dengan bertambahnya waktu, si piyik itupun menjelma menjadi rajawali perkasa yang sanggup mengelilingi angkasa raya. Ia dengan bebas bisa menjelajai benua Eropa, Amerika, Australia, Asia dan Afrika dengan sayapnya yang perkasa.

Anak-anakku, bukankah kalian pernah berbisik, “ustad kami ingin kelak menjadi dokter, apoteker, atlit terkenal, artis nasional, petani sukses, nelayan sukses dan pedagang sukses.” Bahkan kalian juga ada yang berbisik ingin menjadi wartawan, diplomat, menteri, hingga presiden.  “Nak sebagai seorang muslim-muslimat yang bertuhankan Allah Yang Maha Kaya,  jangan takut dengan memiliki impian setinggi bintang. Asal kalian benar-benar bertekad untuk mencapainya, Allah lah yang akan membantu kalian di mana dan kapanpun. Jangan takut dengan kesulitan, karena justru bersama kesulitan itu, Allah memberikan kemudahan.

Anak-anakku, selamat berpisah….kuiringi engkau dengan kasih sayang dan do’a. Rabanahablana min azwajina, wa dzuriyatina quroata a’yun, waja’alna lil muttaqina imama.

Billahittaufiq wal hidayah.

 
ShoutMix chat widget

Tidak ada komentar: