Al kisah, ada orang tua yang memiliki 6 orang anak. Anak yang sulung kini telah menyelesaikan sekolah dasar, sehingga ia harus melanjutkan sekolah di seberang pulau. Berat
rasanya sang ayah berpisah dengan anak sulungnya, karena bersama anaknya itulah
selama ini melewati suka dan duka mempertahankan hidup. Orang tua itu juga
merasa anaknya belum cukup kuat berhadapan dengan berbagai rintangan yang
menghadang ketika si sulung tidak lagi bersamnya. Tetapi apa boleh buat, demi cita-cita anaknya
itu, ia harus rela berpisah dengannya. Ia antarkan anaknya itu pergi dengan bekal sepunyanya.
Melihat anaknya telah berada di dalam kapal, orang tua itu hanya bisa melambaikan tangan, sembari menatap jauh dengan
pandangan mata kosong ke arah anaknya,
sambil berkomat-kamit mulutnya seraya berdoa, “Ya Allah, hanya kepadamu
wahai Dzat Yang Maha Perkasa, Maha Kaya, Maha menuntun, hamba titipkan anak kami untuk menuntut ilmu di pulau seberang. Naungi mereka dengan
keteduhan rahmatmu Ya Rab. Mudahkan langkah-langkahnya tuk menggapai cita-cita
mereka. Jagalah anak-anak kami dari godaan yang menyesatkan”.
“Anak-anakku (siswa kelas 6), demikian juga perasaan ustadz-ustadzah SDMPK
Pracimantoro saat ini. Berat rasanya harus berpisah dengan kalian. Sejak 6
tahun lalu anak-anak selalu bersama kami dengan segala keprihatinan, suka dan duka. Tidak
berlebihan kalau kami harus mengatakan, rasanya tidak mungkin ada SDMPK
Pracimantoro ini, kecuali bersama kalian. Allah menjadikan kalian sebagai sebab
SDMPK berkembang. SDMPK berkembang
karena ada kalian.” Namun kemudian kami diingatkan dengan kisah seekor anak
burung rajawali. Tak mungkin si piyik anak burung rajawali itu terus menerus di
dalam sangkar. Untuk menjadi rajawali yang perkasa, sang induk harus melepas
anaknya yang masih jatuh bangun mengepakkan sayapnya seraya terbang. Dengan
bertambahnya waktu, si piyik itupun menjelma menjadi rajawali perkasa yang
sanggup mengelilingi angkasa raya. Ia dengan bebas bisa menjelajai benua Eropa,
Amerika, Australia, Asia dan Afrika dengan sayapnya yang perkasa.
Anak-anakku, bukankah kalian pernah berbisik, “ustad kami
ingin kelak menjadi dokter, apoteker, atlit terkenal, artis nasional, petani
sukses, nelayan sukses dan pedagang sukses.” Bahkan kalian juga ada yang
berbisik ingin menjadi wartawan, diplomat, menteri, hingga presiden. “Nak sebagai seorang muslim-muslimat yang
bertuhankan Allah Yang Maha Kaya, jangan
takut dengan memiliki impian setinggi bintang. Asal kalian benar-benar bertekad
untuk mencapainya, Allah lah yang akan membantu kalian di mana dan kapanpun.
Jangan takut dengan kesulitan, karena justru bersama kesulitan itu, Allah
memberikan kemudahan.
Anak-anakku, selamat berpisah….kuiringi engkau dengan kasih
sayang dan do’a. Rabanahablana min azwajina, wa dzuriyatina quroata a’yun,
waja’alna lil muttaqina imama.
ShoutMix chat widget
Tidak ada komentar:
Posting Komentar